Movie Review: You Are The Apple of My Eye
Oke, sesuai janji gue. Gue akan
post review film You Are The Apple of My
Eye (Taiwan, 2011). Sebenernya gue udah lama naksir film ini karena ada
beberapa sumber yang secara tidak sengaja mengatakan kalo film ini layak
tonton. Trailernya meyakinkan sih walaupun komentarnya memberikan spoiler
endingnya ;_;
Keinginan gue buat nonton ini
baru terkabul sekarang karena Diana minjemin film ini (beribu-ribu terima kasih
nih!) Dan... setelah nonton, gue emang beneran enggak nyesel dan enggak bisa
move on. Terlalu banyak pelajaran yang bisa gue ambil dalam film ini.
Dari judulnya emang aneh. Kalo
orang yang baru bisa bahasa Inggris pasti bengong. Tapi setelah gue googling,
arti kalimat ini kurang lebih adalah ‘Hal terindah di Mataku’. Film ini
sebenernya ada bukunya (berharap ada penerbit yang mau nerjemahin bukunya plis
;_;). Ternyata ini adalah kisah nyata si penulisnya yang sekaligus
sutradaranya, Giddens Ko (wow!). Film
ini juga memiliki judul lain, yaitu ‘Gadis
yang Kita Kejar Beberapa Tahun itu’.
Film ini dibuka dengan adanya
seorang pria yang sedang berpakaian rapi dan kemudian dipanggil temannya “Hei,
cepatlah. Kau mau pengantin wanita menunggumu seorang?” (Hayo, tebak, ini siapa
yang mau kawin?)
Berlanjut dengan flashback ke
tahun 1994. Ko Ching-Teng adalah
seorang murid badung di kelasnya. Ia mempunyai sahabat-sahabat bernama Bo-Chi (seorang yang suka ******
[disensor untuk kenyamanan bersama]), A-Ho
(si gendut tapi yang paling dewasa), Lao-Tsao
(si busuk), dan Liao Gai-Bi (si
penggaruk ******** [disensor lagi]).
Sahabat Ko-Teng (begitu panggilan
Ko Ching-Teng) sama-sama menyukai seorang siswi teladan yang cantik bernama Shen Chia-Yi, kecuali Ko-Teng sendiri.
Shen Chia-Yi sendiri mempunyai teman bernama Wan-Wan.
Suatu ketika, Ko-Teng dan Bo-Chi
ketahuan berbuat ulah saat guru mengajar. Ia langsung dipindahkan duduknya di
depan Shen Chia-Yi. Karena sering ribut, Shen Chia-Yi sering menegur Ko-Teng
yang tidak dihiraukan Ko-Teng.
Saat pelajaran Bahasa Inggris,
Shen Chia-Yi kelupaan membawa buku panduan. Sebenarnya Ko-Teng sangat senang
apabila melihat murid se-brilian Shen Chia-Yi dihukum guru, namun entah kenapa,
ia malah memberikan buku panduannya kepada Shen Chia-Yi dan membiarkan dirinya
dihukum oleh guru.
Shen Chia-Yi yang merasa
bersalah, akhirnya berterima kasih dan berusaha membimbing Ko-Teng belajar
dengan memberikan ujian-ujian buatan ia sendiri agar dikerjakan Ko-Teng. Ia
selalu ‘menusuk’ punggung Ko-Teng dengan pulpen birunya saat meminta hasil
ujian yang Ko-Teng kerjakan.
Bahkan lama-kelamaan mereka
berdua terbiasa belajar di kelas sampai malam dan mereka berdua bertaruh siapa
yang mendapat nilai ujian bulanan tertinggi, mereka akan mengikuti keinginan
lawannya (bila Shen Chia-Yi kalah, ia harus mengkucir rambutnya sebulan atau
jika Ko-Teng kalah, ia harus menggundulkan rambutnya).
Sudah bisa ditebak kalau Ko-teng
yang kalah. Akhirnya ia menepati janjinya untuk memangkas rambutnya menjadi
botak. Walaupun Shen Chia-Yi menang, ia tetap mengkucir rambutnya. Hal itu
membuat sahabat-sahabat Ko-Teng terpesona pada Shen Chia-Yi, termasuk Ko-Teng
sendiri.
Suatu saat, uang kas di kelas
mereka hilang. Petugas sekolah menyuruh mereka menuliskan nama siswa yang
menurut mereka mencuri uangnya. Lao-Tsao pertama-tama menentang keputusan itu,
kemudian diikuti oleh Ko-Teng, bahkan sampai-sampai Shen Chia-Yi ikut menolak
perintah petugas tersebut, karena mereka tidak mau mengkhianati persahabatan di
kelas itu. Satu kelas ikut-ikutan membangkang. Akhirnya Ko-Teng dan
teman-teman, serta Shen Chia-Yi dihukum. Shen Chia-Yi menangis, namun ia dapat
kembali tertawa lagi setelah dihibur mereka.
“Tidak seperti tes, setiap soal yang rumit
pasti ada jawabannya, dalam kehidupan nyata, ada beberapa hal yang selamanya
tidak ada jawabannya.”
Cerita dengan cepat beralih saat
kelulusan tiba dan mereka siap masuk universitas yang dituju. Shen Chia-Yi
gagal masuk universitas yang diinginkan karena pada saat tes, ia sakit. Mereka
semua pun berpisah. Ko-Teng tetap rajin menghubungi Shen Chia-Yi. Mereka pun
tetap bertemu apabila ada kesempatan. Namun, mereka sama sekali tidak
berpacaran (seolah hubungan tanpa status).
“Shen Chia-Yi, aku menyukaimu. Aku sangat
menyukaimu. Aku akan mendapatkanmu. Sepuluh juta persen aku akan mendapatkanmu.”
Ko-Teng menolak jawaban Shen
Chia-Yi karena ia takut Shen Chia-Yi menolaknya. Ko-Teng meminta Shen Chia-Yi
agar membiarkan ia terus mengajar Shen Chia-Yi.
Hubungan mereka mengalami
keretakan saat Shen Chia-Yi mendatangi asrama tempat Ko-Teng tinggal. Ko-teng
saat itu sedang mengadakan turnamen tinju (semacam itulah) dan ia mengalami
cedera.
Shen Chia-Yi mengatakan kalau
Ko-Teng bodoh dan kekanak-kanakan karena mau saja mengikuti turnamen yang dapat
menyebabkannya luka-luka. Ko-Teng tidak terima, ia malah menjauhi Shen Chia-Yi
menerobos hujan.
“Hanya orang bodoh saja yang mau mengejarmu
selama itu!”
Shen Chia-Yi pun hanya menangis
menatapi kepergian Ko-Teng.
(bagi
pembaca yang tidak ingin mengetahui endingnya, baca sampai sini saja ^^)
Mengetahui hubungan Shen Chia-Yi
dan Ko-Teng mulai retak, A-Ho dan Lao-Tsao ‘getol’ untuk mendapatkan Shen
Chia-Yi lagi. Akhirnya A-Ho berhasil mendapatkan Shen Chia-Yi. Namun, hubungan
mereka tidak berjalan terlalu lama.
Tahun 1999, kota Taipei dilanda
gempa hebat. Ko-Teng terus berlari agar handphone-nya mendapat sinyal untuk
menelepon Shen Chia-Yi agar ia bisa memastikan keadaan Shen Chia-Yi. Semalaman
mereka berdua bercerita tentang kenangan mereka.
“Terima kasih karena telah menyukaiku.”
Beberapa waktu kemudian (mungkin
bertahun-tahun kemudian), Ko-Teng yang akhir-akhir ini sibuk menulis cerita di
laptop-nya tiba-tiba mendapat telepon dari Shen Chia-Yi. Ko-Teng meledek Shen
Chia-Yi, untuk apa meneleponnya lagi, apa ia mau Ko-Teng mengejarnya lagi
seperti dulu? Lalu sesaat kemudian keadaan menjadi senyap.
Cerita kembali beralih ke tahun
2005 saat Ko-Teng sedang berpakaian rapi dan dipanggil A-Ho dan Bo-Chi.
“Apa kau mau pengantin wanita menunggumu
seorang?”
Ternyata hari itu adalah pesta
pernikahan Shen Chia-Yi. Bukan, bukan dengan Ko-Teng. Ko-Teng dan yang lain
hanyalah tamu di pesta tersebut. Gai-Bi malah mengsusulkan taruhan untuk
menghadang pengantin pria nanti. Wan-Wan marah karena mereka tidak bisa
mendoakan Shen Chia-Yi bahagia.
Sesaat kemudian, Shen Chia-Yi dan
pasangannya masuk ke ruangan pesta. Ko-Teng menatap Shen Chia-Yi takjub.
“Ketika kamu sangat-sangat mencintai
seseorang, dan ternyata ada orang lain yang mengasihinya, mencintainya, maka
dari hati yang paling dalam kamu akan mendoakannya bahagia selamanya.”
Ko-Teng pun ikut bertepuk tangan
dan berbahagia menyaksikan pernikahan itu.
Ketika upacara pernikahan
selesai, sesi foto-foto pun diadakan. Gai-Bi membujuk pengantin pria untuk
memperbolehkan mereka mencium Shen Chia-Yi. Pengantin pria memperbolehkan, asal
mereka harus mencium dirinya terlebih dahulu. Mereka tentu saja keberatan.
Tanpa diduga, Ko-Teng langsung maju dan mencium si pengantin pria. Semua
terkejut melihat tindakan ‘gila’ Ko-Teng.
Flashback pun terjadi lagi. Saat
Shen Chia-Yi tidak membawa buku panduan, saat Ko-Teng dihukum, saat Shen
Chia-Yi menilai ujian yang Ko-Teng kerjakan banyak salah, saat Ko-Teng
terpesona melihat Shen Chia-Yi, saat mereka semua dihukum.
Dan disinilah banyak fakta
terungkap.
Di saat Shen Chia-Yi menangis ditinggal Ko-Teng saat hujan, ternyata Ko-Teng kembali lagi kepadanya dan meminta maaf sambil menghapus air matanya. Keduanya sebenarnya sama-sama menangis dan menyesali perbuatannya.
Kita juga bisa melihat perjuangan Ko-Teng yang berlari terus untuk mencari sinyal agar bisa menghubungi Shen Chia-Yi sehabis gempa.
Curhatan Shen Chia-Yi kepada Wan-Wan yang mengatakan bahwa ia akan senang kalau Ko-Teng mengungkapkan perasaannya kepada Shen Chia-Yi.
Ko-Teng yang menerobos hujan saat ia ingin menggunting rambutnya ke barbershop sambil berteriak “Shen Chia-Yi, aku sangat menyukaimu.”
Puncaknya saat Shen Chia-Yi ingin memberikan jawaban kepada pernyataan Ko-Teng saat ia menyatakan cinta kepadanya. ‘Baik, mari kita berpacaran’. Sayangnya, Ko-Teng terlalu takut untuk menerima jawaban dari Shen Chia-Yi.
Flashback pun selesai saat Ko-Teng berhenti mencium si pengantin pria. Belum selesai keterkejutan si pengantin pria, teman-teman Ko-Teng berlari dan langsung mencium pengantin pria juga.
Ko-Teng berjalan menghampiri Shen Chia-Yi dan bertanya apakah tindakannya masih kekanak-kanakan. Hen Chia-Yi hanya tertawa dan menjawab iya.
Di akhir, ditunjukkan terdapat sebuah amplop merah di atas meja (semacam angpao) dengan tulisan:
‘Selamat menempuh hidup baru, masa remajaku.’
Lalu sebagai penutup, kelima sahabat itu
bermain semacam baseball, lalu Ko-Teng menceritakan kalau ia akan memceritakan
seluruh kisah hidupnya ke dalam sebuah buku. Mereka sibuk berpesan ini-itu kepada Ko-Teng. Ko-Teng sendiri pun belum
mengetahui judulnya.
Flashback terjadi sebentar saat Ko-Teng
mengetik kata-kata yang berinti seperti ini: 'Duduk di depan, duduk di
belakang. Saat baju si laki-laki menjadi biru karena tinta pulpen milik si
perempuan, saat si perempuan tersenyum, lantas ia menarik jiwa laki-laki
tersebut.'
Dan terbersit pikiran untuk memberi judul
'Gadis yang Kita Kejar Beberapa Tahun itu'.
THE END
Baru kali
ini nulis review ampe ceritain keseluruhan ceritanya T___T. Apa yang bisa gue
tangkep dari film ini adalah:
·Hidup kadang
enggak harus sejalan dengan apa yang kita mau
Ko-Teng dan Shen Chia-Yi harunya bisa aja
bersatu, toh hati mereka sama suka-suka, tapi ya itu tadi, hidup enggak selalu
sejalan dengan apa yang mereka mau.
·
Jangan
terlalu takut dengan apa yang seharusnya kita dengar
Seperti Ko-Teng yang terlalu takut untuk mendengar
jawaban Shen Chia-Yi. Kalo aja Ko-Teng enggak terlalu takut, mereka mungkin
bisa berpacaran dan jalan ceritanya bakal beda. Tapi, yah mungkin itu udah
takdir mereka.
·
Jadi orang
bodoh enggak selalu enggak sukses
Bukti yang enggak gue tuliskan adalah
kehidupan sahabat Ko-Teng lancar jaya aja. Lao-Tsao katanya punya dealer mobil
yang bisa menjual 1 mobil dalam waktu 2 hari (padahal sekolahnya badung gitu ^^;)
·Kejar cinta
secara sportif
Kelima sahabat ini mengejar Shen Chia-Yi
secara sportif. Enggak ada tuh tonjok-tonjokan, fitnah-fitnahan, apalagi
jambak-jambakan.
·Harus ikut
bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia
Ini poin terpenting buat gue. Di sana
quote-nya jelas banget. ‘Ketika kamu sangat-sangat mencintai seseorang, dan ternyata
ada orang lain yang mengasihinya, mencintainya, maka dari hati kamu yang paling
dalam kamu akan mendoakannya bahagia selamanya’. Yap, that’s true. Beberapa hari
ini gue praktekin kalimat itu di otak gue dan emang beneran ampuh. Enggak ada
sakit hati, serius!
Gila, gue ngomentarin nih film
ampe berapa halaman -__- Akhir kata, coba deh tonton film ini. Enggak bakal
nyesel! Sebenernya cocok buat remaja sih, cuma karena ada hal yang kadang ‘menjijikan’
buat cewek khususnya, mending tunggu sekitar 17+ kali ya. Kecuali kalo kalian
nonton yang udah disensor, itu boleh deh. Tapi kalo kalian belom 17 dan mau
coba nonton film ini, ya enggak apa-apa sih, asal otak kalian enggak dipenuhi
sama yang ‘negatif’, cukup ambil yang positifnya dari film ini J
HAPPY
WATCHING! ^^
*) Sorry kalo ada terjemahan yang
salah ^^;
**) Sorry kalo kualitas pic-nya
agak buram, ambil dari sini http://www.youtube.com/watch?v=KqjgLbKZ1h0
suka banget film ini^^
BalasHapussama hehehe walaupun endingnya nyesek ^^;
Hapusbikin nangis endingnya T-T
BalasHapus