About My Hobby

Postingan gue kali ini hanya sekedar sharing tentang hobi gue aja. Hobi gue yang paling super adalah membaca novel. Bisa dibilang gue adalah kutu novel. Nah, gue bakal menceritakan seluk beluk kecintaan gue terhadap novel.

Pertama kali gue baca novel itu adalah novel D'Angel karya Luna Torashyngu. Gue menemukan novel ini di perpustakaan SMP gue. Bisa dibilang perpustakaan SMP gue ini adalah tempat nongkrong gue yang syupah-dupah asik. Awalnya (gue anak baru di SMP gue pas kelas 8), gue agak takut ke perpustakaan. Gue takutnya pas asik baca buku, gue ditendang sama petugasnya karena enggak punya kartu perpustakaan (karena gue anak baru, semua perlengkapan belom lengkap). Tapi mengikuti saran emak gue, gue ke perpustakaan.

Nah, karena bingung mau cari apa, gue ke rak buku dan membaca secara sekilas novel D'Angel ini. Tanpa baca sinopsis, langsung baca prolognya. Untuk yang mau tau covernya, ini gue kasih.

D' Angel

Gila, ini novel seru banget. Enggak melulu soal percintaan. Jadi ini tentang seorang cewek SMA yang ternyata adalah manusia buatan (genoid). Genoid itu adalah manusia yang punya keahlian di atas rata-rata manusia biasa. Nah karena banyak pihak yang menginginkan sample DNA dia, hidupnya jadi enggak tenang. Tapi seorang pria misterius menolongnya hingga dia jatuh cinta sama cowok itu.

Ternyata buku ini adalah trilogi. Gue sempet kesel karena di perpustakaan gue ini cuma ada buku seri pertamanya. Gue merengek ke emak gue buat dibeliin novel kedua dan ketiganya. Akhirnya gue cari di toko buku bekas. Walaupun enggak nemu, gue beli buku karangan Luna Torashyngu yang lain, judulnya Angel's Heart. Berbeda dengan D'Angel, buku ini lebih menjurus ke cinta-cintaan.

Angel's Heart

Akhirnya setelah sebulan-dua bulan dibiarkan menggantung dengan seri pertama D'Angel, bapak gue yang kebetulan lagi ke Gramedia sama adek gue, gue minta buat beliin D'Angel seri keduanya. Judulnya D'Angel: Rose. Ternyata buku kedua ini makin seru aja. Harganya sekitar 30-an ribu (kalo teenlit sekarang kan harganya di atas 40-an semua).

Nah mulai dari situ, gue memburu novel karangan Luna. Sempet berpikir buat baca karangan penulis lain, tapi enggak terlalu cocok. Karena awalnya gue prefer ke novel yang enggak melulu soal cinta-cintaan.

Karena mendapat rekomendasi dari temen-temen gue, gue akhirnya mulai membuka diri untuk membaca novel karangan Agnes Jessica. Gue agak lupa, gue itu baca yang judulnya Tunangan, hmmm.. atau Jejak Kupu-Kupu.

Jejak Kupu-Kupu itulah yang bener-bener membuat gue jadi fans Agnes Jessica. Sebenernya ceritanya pernah gue temuin di sinetron dan FTV, cuma cara Agnes Jessica buat nulis semua ceritanya itu bener-bener waah! Buku ini gue temuin juga di Perpustakaan SMP gue. Walaupun udah agak kusam, tapi gue peluk mulu bukunya.

Total semua novel yang gue baca waktu itu ada sekitar 19 buku. Rata-rata gue beli di Gramedia, ada juga yang di toko buku bekas.

Setelah setahun menggilai novel, gue sempet hiatus. Karena waktu itu gue kelas 9, di mana waktu itu gue dituntut untuk belajar keras. Hasilnya lumayan, walaupun enggak berhasil menduduki 10 besar, tapi NEM gue di atas 9.

Waktu pertengahan kelas 10, gue yang lagi ke Gramedia sama emak dan adek gue, nemuin novel So, I Married The Anti-fan dan Fate. Keduanya berlatar Korea gitu. Enggak ada referensi apa-apa, gue memutuskan untuk beli novel itu.

So I Married The Anti-fan Fate

So, I Married The Anti-fan itu novel terjemahan. Dari judulnya udah ketauan kan kalo ceritanya tentang anti-fan seorang artis yang akhirnya malah jatuh cinta sama si artis. Walaupun ada banyak konflik, pada akhirnya mereka bersatu juga. Mirip drama Korea dan FTV-FTV. Kabarnya sih novel ini bakal dibikin dramanya di Korea sana (seneng banget, secara gitu gue penggemar drama Korea :D)

Lain dengan Fate karya Orizuka. Fate ini cerita tentang sebuah keluarga yang memiliki kedua anak laki-laki yang charming. Jang Min Ho dan Jang Min Hwan. Ada konflik keluarga dan cinta-cintaannya juga. Untuk ukuran beli tanpa ekspektasi, novel ini bener-bener bagus banget buat gue. Di biografi singkat penulis, gue menemukan kalo kak Orizuka ini penulis novel Summer Breeze yang udah difilmkan. Berarti kualitas novel-novelnya udah enggak diraguin lagi dong? Dari situlah gue mulai memburu novel Orizuka :)

Novel Orizuka yang gue beli ini kebanyakan diterbitin oleh GagasMedia, sebuah penerbit yang kayaknya udah punya nama di Indonesia. Karena menurut gue penerbit ini cukup keren, gue mulai membuka diri buat membaca novel-novel lain. Selain itu gue mulai memiliki kebiasaan untuk membaca review novel dari blog orang-orang. Jadi pas gue liat kalo reviewnya cukup bagus, gue langsung beli novel itu.

Tapi bukan berarti setiap review itu selalu pas sama gue. Ada beberapa yang menurut reviewer bagus, tapi menurut gue biasa aja. Sebenernya tergantung selera si pembaca. Gue sendiri lebih menyukai cerita cinta-cintaan tapi enggak mayoritas banget dan enggak terlalu unyu-unyu yang menuju alay. Gue kurang suka tipikal teenlit gitu (walaupun enggak semuanya enggak gue suka, buktinya gue suka karya Esti Kinasih (kak, JUM-nya kapan keluar sih -___-), Luna Torashyngu, Mia Arsjad, Charon, dll). 

Dari yang awalnya novel-novel ini bisa muat di selipan lemari emak gue, akhirnya membutuhkan lemari berlaci sendiri. Saking enggak muatnya, gue memutuskan untuk membeli rak buku gue sendiri (mumpung ada harga promo juga di Carrefour XD). Dari yang cuma 1, sekarang jadi ada 2 (warna biru sama kuning). Gue pun punya mimpi untuk punya perpustakaan sendiri, layaknya punyanya BJ Habibie (salah satu perpustakaan terkeren menurut gue). 

Karena novel gue tergolong cukup banyak, temen gue sering minjem beberapa. Gue ini sebenernya sangat senang buat minjeminnya, asal dengan beberapa syarat, di antaranya:
  1. Yang jelas buku itu harus kembali dalam keadaan utuh tanpa cacat sedikitpun, misal: basah, kotor, dsb.
  2. Ini FYI aja ya, gue ini kalo ngebuka novel, enggak pernah kasar. Antara sisi yang satu dengan yang lainnya enggak melebihi sudut 90 derajat. Covernya selalu mulus, jarang ampe lecek. Gue paling pantang melipet-lipet halamannya. Dan gue selalu kesel kalo ngeliat kelakuan si peminjam buku lebih kejam dibanding pemiliknya yang tidak lain tidak bukan adalah gue. Bukan sombong atau apa, tapi kalo semua novel gue dijual lagi di Gramedia, gue yakin novel ini tetep laku dan enggak ada yang tau kalo novel ini bekas dibaca gue. Tapi gue enggak pernah kepikiran buat ngejualnya lagi di Gramedia. Enggak bakal terjadi, sebelum gue mengalami kebangkrutan dini.
Sedikit aneh emang ya, cuma gue berpikir kalo buku-buku tersebut harus gue jaga sebaik mungkin sama kayak gue yang lagi ngejaga diri gue.

Jadi tolong siapapun peminjam yang membaca postingan ini, buku gue diperlakukan dengan baik yaa. Kalo kalian perlakuinnya dengan baik, gue juga jadi enggak ragu buat minjemin ke kalian :)

Nah, hobi gue yang lain adalah menulis review, baik di blog ataupun goodreads. Tapi itu akan gue posting di bagian terpisah ya.

Oke deh, semoga pengalaman gue menemukan kecintaan terhadap novel bisa berguna bagi para blogwalkers blog gue :)

Lurv ya! -xx

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[C-Drama] Well-Intended Love Season 1 & 2 REVIEW

Taiwan Drama - Kabut Cinta (Romance in The Rain)

[C-Drama] REVIEW The Love Equations a.k.a The Sweet Love Story