Salahku, Mencintaimu



Sekali lagi, aku duduk termangu di depan laptop-ku. Lesu, tanpa semangat. Ini untuk yang pertama kalinya, oh bukan, ini untuk yang kedua, ketiga, ah entahlah. Beribu-ribu kalimat indah yang telah kurangkai hilang sudah, ke mana meleburnya mereka, aku tidak tahu.
Kegiatanku di rumah hanya ini-ini saja. Tidur, makan, menulis, membaca novel, tidur lagi, makan lagi. Begitu saja berulang-ulang kali. Kalau hidupku hanya berulang-ulang begitu, mengapa Tuhan tidak menyingkirkanku saja dari dunianya ini? Oke, mungkin aku berlebihan.
Sekali lagi aku menatap layar laptopku. Berharap ada secuil tulisan yang berubah dari sekotak bio twitter perempuan itu. Tak ada yang berubah. Nama itu tetap berdiri tegak di sana, berbanding terbalik dengan hatiku. Yang kini rapuh dan mungkin bisa tumbang kapanpun sesukanya.
Sudah tradisi, jika ada pasangan yang berpacaran dan mereka saling menuliskan nama pasangannya di bio twitter mereka. Bagiku tidak masalah, kecuali yang satu ini. Ada 7 miliar orang di muka bumi ini. 3 miliar di antaranya lelaki. Mengapa perempuan ini harus menuliskan namanya? Nama orang yang kucintai, amat kucintai. Mengapa ia tidak memilih salah satu di antara 2,99 miliar lelaki di dunia itu saja?
Kata orang, cinta itu indah. Tapi mengapa bagiku ini menyakitkan? Apa ini bukan cinta? Tapi aku meyakini kalau ini sungguhan cinta. Mungkin perkataan orang-orang saja yang salah. Mungkin mereka yang berdusta.
Sejak awal aku sudah tahu, kalau mencintaimu berarti akan membuat hatiku ini merasakan sakit yang berkelanjutan. Aku menerima konsekuensi itu. Tetapi tidak mudah, kau tahu? Ah, kau tidak tahu kan, bodohnya aku. Sekarang aku menanggung apa yang seharusnya kuterima.
Aku akan melanjutkan sisa hidupku tanpamu. Biarlah ia yang memilikimu. Masalah cinta, aku memutuskan untuk melupakan cinta itu, walaupun tak meninggalkannya. Cinta itu masih di sini. Di dasar hati, takkan terganti oleh apapun.
Pertanyaan terakhir. Apakah aku bisa melewati hari-hariku tanpamu? Entahlah, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Kutulis untuk seseorang yang amat kucintai.
Jauh di sana, bersama cinta yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[C-Drama] Well-Intended Love Season 1 & 2 REVIEW

Taiwan Drama - Kabut Cinta (Romance in The Rain)

[C-Drama] REVIEW The Love Equations a.k.a The Sweet Love Story